21 February, 2021

0 comments 2/21/2021 05:33:00 PM

Rasanya Kehilangan

Posted by Isma Kazee - Filed under ,

Aku berdiri di samping jenazah Simak sambil menggendong Fira, keponakan yang baru berusia satu bulan. Jasad Simak sudah dimandikan dan dikafani dengan baik. Ia diletakkan di atas dipan keranda setinggi sekitar satu meter dari lantai. Aku menyapu wajah pucatnya sambil mengusap-usap tangannya yang bersedekap. Aku ingin menghabiskan menit-menit terakhir bersama jasad Simak, menyerap sebanyak-banyaknya energi dari tubuhnya dan menyimpannya baik-baik dalam hati juga kenangan.

Sabtu sore itu sebenarnya tak berbeda dari Sabtu-Sabtu sebelumnya. Aku berkutat di depan laptop di salah satu sudut ruang tamu rumah Ibu di Jogja. Tiba-tiba adikku menelpon video dari Pekalongan. “Simak demam, muntah-muntah, Mbak,” katanya. Adikku yang tinggal di Jakarta juga ikut bergabung, sambil menunggu Mbakku yang tinggal di Wonopringgo, Pekalongan menyusul.

Simak pernah dua atau tiga kali jatuh sakit lalu opname di rumah sakit karena gula darahnya tinggi. Tapi, biasanya kami saling berkabar melalui WAG keluarga saja. Namun berbeda dengan sore itu, adikku menelpon kami semua seolah-olah keadaan Simak sudah genting. Aku pun menjadi sangat khawatir.

Aku memutuskan untuk ke Pekalongan Minggu pagi bersama ayah juga anak-anak. Tapi kemudian ayah mengurungkan niat. Ia ragu-ragu dengan kesehatan kami karena bepergian keluar kota di masa pandemi. Lebih baik satu orang saja yang berangkat ke Pekalongan, pikirnya.

Sambil menata pakaian bersih yang menumpuk, perasaanku semakin berkecamuk. Kabar dari adikku, setelah muntah-muntah itu Simak tak sadarkan diri. Ia dibawa ke UGD Rumah Sakit Islam Pekajangan dan harus melewati prosedur screening Covid sebelum mendapatkan kamar.

Pukul 21.00 aku ditelpon lagi oleh adikku. Ia meminta pendapat soal selang makanan untuk Simak yang akan dipasang melalui lubang hidung. Detik itu aku luruh. Suaraku berubah parau menahan tangis. Aku punya firasat tentang keadaan Simak, tapi di sisi lain aku ingin percaya kalau Simak akan tetap kuat hingga bisa sadar kembali. “Ayah sama anak-anak ikut saja ya ke Pekalongan. Aku takut kalau ada apa-apa sama Simak,” kataku pelan. Mataku sudah basah. Ayah masih bimbang.

Sebelum tidur aku menanyakan keadaan Simak lagi. Ia sudah dipindah ke kamar inap. Adikku mengirimkan foto Simak yang masih belum sadar. Matanya terpejam. Ia bernapas dengan alat bantu pernapasan yang terhubung dengan tabung oksigen.

“Mak, yang kuat ya,” batinku sedih. Simak yang kuat membesarkan 6 anak-anaknya yang masih kecil setelah Bapak meninggal tahun 1993; Simak yang kuat melahirkan 3 anak-anaknya lagi dari pernikahan keduanya di usianya yang sudah kepala empat; Simak yang tidak pernah bisa diam untuk memastikan kalau anak-anaknya dapat hidup dengan baik; tapi malam itu tampak diam tak berdaya.

Pukul 03.30 pagi aku terbangun oleh dering telpon dari adikku. Ada dua kemungkinan berita yang akan aku dengar; berita baik atau berita sedih. Aku mendengar adikku menangis. Mataku tiba-tiba berair, jantungku berdetak kencang, darahku mengalir dengan cepat.

“Simak sudah nggak ada, Mbak,” adikku akhirnya benar-benar mengucapkan kalimat yang sangat aku takuti sebelumnya. Kalimat yang tidak mau aku dengar sebelumnya. Kalimat yang tidak aku percaya akan terjadi pada Simak dalam waktu dekat. Karena aku ingin Simak hidup lebih lama lagi dengan sehat dan bahagia. Aku melolong dalam tangis. Membangunkan tidur ayah, anak-anak juga Ibu.

***

Aku, ayah, dan anak-anak bertolak dari Jogja pukul 05.00 dengan mobil. Sepanjang perjalanan aku terus saja menangis. Mataku bengkak. Kepalaku pusing. Aku menyesali waktu-waktu yang sudah lewat. Terakhir aku memeluk Simak tepatnya Desember 2019, ketika keluarga Pekalongan datang ke Jogja untuk menghadiri pernikahan keponakan ayah. Setelah itu, pandemi Corona menghalagi keinginanku untuk ke Pekalongan.

Dalam situasi sulit ini aku cuma bisa berhati-hati; satu hal yang masih ada dalam kuasaku. Sementara soal berapa lama umur kita, itu di luar kuasa dan juga pengetahuanku. Aku hanya bisa berpikir positif bahwa aku dan Simak masih akan diberi kesempatan oleh Yang Maha Kuasa untuk bertemu dan berpelukan. Meskipun, pada kenyatannya memang sudah tidak ada waktu lagi. Aku pun kembali menangis.

Kami tiba di rumah duka sekitar pukul 10.00 pagi. Mbakku menangis. Adik-adikku menangis. Aku semakin tergugu dalam tangis.

“Wingi simak pingin weroh Ima, iki lho Mak, Ima wis teko, kok malah Simak ora ono.” Mbakku berurai air mata.

Biasanya setiap aku datang, Simak menyambutku di ruang tamu lalu mencium dan memelukku. Saat itu pun sebenarnya Simak tetap menyambutku di ruang tamu tapi ia berbaring di atas dipan keranda. Aku belum berani mendekat. Aku lebih dulu mandi, berganti pakaian dan berwudhu. Aku bilang kepada ayah untuk berjamaah menshalatkan Simak.

Aku mendekati jenazah Simak ditemani Bulek dan Budhe. Bulek membuka kain putih tipis yang menutupi wajah Simak.

“Mak Dah ayu ya, coba lihat,” kata Budhe.

Aku menyentuh pipi Simak yang dingin. “Duuh Simak, aku sudah bilang untuk kuat bertahan, tapi ternyata Simak sudah tidak bisa bertahan lagi. Ini aku, Mak. Aku datang menemui Simak. Maafkan, aku ya Mak. Aku tak datang kemarin-kemarin. Aku terlalu percaya diri dan optimis kalau semua akan baik-baik saja. Simak akan berumur panjang.” Air mataku deras mengalir.

“Oleh nyium nggak, Bulek?” tanyaku.

“Oleh. Tapi ojo nangis. Simake wis suci.”

Aku buru-buru menyeka air mataku bersih-bersih, lalu mencium pipi Simak perlahan-lahan. Kulit pipi Simak yang keriput dan dingin tercium wangi kapur barus dan aroma parfum untuk orang meninggal.

Mencium pipi Simak rasanya tak pernah cukup. Aku ingin jasad itu sebenarnya hanya tertidur saja. Lalu ia akan terjaga dan memberikan pelukan dan ciumannya untukku seperti biasanya. Tapi tidak bisa lagi seperti itu. Simak sudah tiada.

Bulek sudah menutupi kembali wajah simak dengan kain putih tipis. Tapi aku masih berdiri di samping jasad Simak. Aku mengusap kedua kakinya, lengan, dan telapak tangannya. Aku menangis tanpa suara.

Para pelayat terus berdatangan. Mereka membaca al-Ikhlas yang dikhususkan untuk Simak. Bacaan mereka dihitung menggunakan biji-biji jagung yang diletakkan di dalam gelas belimbing. Sebagian membaca surat Yasin dan tahlil bersama-sama. Sebagian lagi yaitu para santri penghafal Al-Qur’an mengkhatamkan bacaan Al-Qur’an secara berjamaah.

Para pelayat memberikan amplop berisi uang takziyah, tapi ada juga yang membawa gula, teh, mie instant, dan makanan ringan untuk isi toples. Sesekali aku menemui pelayat dan menerima ucapan bela sungkawa mereka. Aku juga ikut mereka membaca Yasin dan tahlil. Aku meresapi benar suasana duka siang itu.

Waktu berjalan perlahan. Adikku dari Jakarta tiba di rumah sekitar pukul 12.00an siang. Ia menangis. Mbakku menangis lagi. Aku juga ikut menangis. Kami bersama-sama membaca Yasin dan tahlil. Setelah itu kami beranjak.

Aku menyibukkan diri dengan menyiapkan makan siang buat anak-anak, menemui tamu, atau menggendong bayi-bayi keponakanku yang ada di rumah. Sambil aku mencuri-curi kesempatan mendekati jasad Simak lagi. Manatap wajahnya dalam-dalam sambil menyentuh lembut tangannya yang tertelungkup. Sampai menjelang ashar, segala persiapan pemakaman sudah dilakukan. Kayu nisan, kembang dan air di dalam toples kaca juga sudah tersedia.

Azan ashar berkumandang. Sebentar lagi Simak akan diberangkatkan ke pemakaman. Lek Dariah yang dipasrahi menutup kain kafan Simak sudah datang. Aku mendekati lagi jasad Simak, menyentuhkan lagi tanganku dengan tangannya. Lek Dariah meletakkan kapas wangi menutupi bagian mulut, hidung, dan seluruh bagian wajah Simak. Ia kemudian menutupnya dengan kain kafan dan mengikatnya dengan tali wangsul, menandakan kalau Simak sudah terbungkus kain kafan dengan sempurna.

“Wis yo, iki ditutup yo?” suara Paklek memecah suasana.

Hatiku bergemuruh. Sudah tiba waktunya, sudah tiba saatnya. Paklek beranjak untuk mengambil tutup keranda. Aku lagi-lagi mendekati Simak, menyentuh tangannya untuk yang terakhir kali, satu dua detik. Inilah mungkin cara terbaikku untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Simak, untuk melepaskan dan mengikhlaskan kepergiannya.

Setelah keranda ditutup, aku melangkah mundur. Memang air mataku sudah tak lagi keluar, isakku sudah tak lagi terdengar. Tapi, jauh di relung hatiku, ada yang runtuh dan hancur. Hatiku menangis pilu.

Simak siap diberangkatkan. Aku berdiri di halaman rumah, menyaksikan keranda yang tertutup kain hijau bertuliskan kalimat tauhid perlahan bergerak di atas panggulan bahu ayah dan adik-adikku. Aku merasakan bagian hatiku yang runtuh dan hancur itu ikut terbawa bersama keranda itu. Ia perlahan menjauh dari halaman rumah menuju mushala untuk upacara shalat jenazah. Meninggalkan aku yang merasa suwung dan hampa kembali terisak lagi.

20-21 februari 2021

Continue reading...

01 August, 2019

0 comments 8/01/2019 07:44:00 PM

Ara Masuk PAUD

Posted by isma - Filed under , ,


ara pun akhirnya masuk PAUD di dekat rumah di jogja sejak 20 july 2019. keputusan ini diambil karena calon mbak yang tadinya mau momong ara di rumah akhirnya membatalkan diri. well, no problem. mungkin masuk PAUD adalah jalan terbaik buat ara dan kami semua.

PAUD tempat ara sekolah jadi satu dengan day care. pagi hari pukul 8.30 sampai pukul 11.00, ara bermain di PAUD. dilanjutkan dengan makan siang, tidur, dan bermain-main di day care sampai jam 4.00 sore. sebelum pulang, anak-anak dimandiin. jadi sampai rumah, sudah ganti baju dan wangi. ara berangkat diantar mbak nurul, ponakanku sekalian berangkat kerja. lalu pulangnya, ara dijemput sama ayah.

minggu pertama, ara masih adaptasi. hari pertama, aku mengantar ara diboncengin mbak tami, adiknya mbak nurul. ara masih malu-malu. tidak mau lepas dari ibunya. mintanya digandeng dan ditungguin pas main di luar. waktu di dalam kelas maunya dipangku. hari itu masih perkenalan, jadi kami pulang lebih awal. pukul 10.00 aku sudah ajak ara kembali ke rumah.

hari kedua, dramanya masih sama. ara masih lengket. aku masih menunggui ara, ikut masuk ke dalam kelas. pukul 11.00 aku minta mbak tami menjemput kami berdua di sekolah. besoknya aku pikir ara mesti mulai ditinggal. seperti pengalaman sekolah di belanda, ara ditinggal sama gurunya. nangis sih, tapi lama-lama ia pun terbiasa.


waktu aku bilang sama bu ayu, guru kelasnya ara, kalau ara akan mulai aku tinggal, ia mengiyakan. waktu itu ara sedang membuat apolo dari plastik dan air. aku perlahan-lahan menjauh dari ara dan berhasil sembunyi. ara yang kemudian menyadari ibunya sudah berlalu langsung menangis.

"nggak papa, ara nangisnya cuma sebentar," lapor bu ayu esok harinya lagi. artinya, ara sudah mulai mengerti, ia akan di sekolah bersama bu guru saja, tanpa ibu. kali ini aku meninggalkan ara tanpa sembunyi-sembunyi. "ibu pulang dulu ya," kataku. ara geleng-geleng. tapi, tetap aku tinggal. ara cuma menatapku sambil menangis. ia tidak berlari mengejar atau tantrum. dan biasanya tak sampai lima menit dia sudah berbaur, bermain dengan teman-temannya.

hari berikutnya ara mulai diantar mbak nurul. sejak pagi ia tampak semangat untuk berangkat ke sekolah. waktu aku bilang kalau mulai hari ini diantar mbak uyung, ia mengangguk. dan hari itu menjadi hari pertama ara ke sekolah tanpa drama tangis. "pas sampai, ara langsung ke gurunya. nggak nangis nggak apa," cerita mbak nurul. aku senang bukan main.

Continue reading...

24 February, 2019

1 comments 2/24/2019 02:11:00 PM

mudik ke manoa

Posted by isma - Filed under , ,

waktu aku akan balik ke indonesia dari hawaii tahun 2012, aku sudah berharap kalau suatu saat akan bisa datang lagi ke pulau cantik ini. harapan itu terus aku hidupkan, entah kapan, yang pasti suatu saat akan terwujud. sampai setelah tujuh tahun berlalu, pada 2019 mimpiku menjadi kenyataan. pengalaman 2019 ini hampir sama dengan pengalaman 2012. selain ikut conference di east west center, kali ini aku juga terbang ke university of california di los angeles (ucla) untuk ikut conference di center of southeast asian studies. jadi, menikmati dua kenangan di kota yang sama tujuh tahun silam. aku senang luar biasa.

perjalanan dari amsterdam ke los angeles aku tempuh melalui barcelona. transit selama 4 jam cukup untuk aku pakai self transfer dengan norwegian airlines. usai acara conference dua hari, aku melanjutkan perjalanan ke honolulu menggunakan hawaiian airlines. meskipun satu usa, jarak tempuhnya lumayan jauh, 6 jam perjalanan. ditambah dengan bayangan kalau aku tengah mengudara di atas lautan pasific, terus terang, aku jadi was-was. apalagi pas pesawat kena turbulence, duuuh, rasanya koma.


perjalanan [yang terasa] panjang itu akhirnya terbayar dengan kesempatan untuk menghirup kembali udara honolulu. "ini nggak lagi mimpi kan?" aku membatin berulang-ulang saking senengnya. aku senyum-senyum sendiri. bahagia luar bisa. kebayang kan, selama tujuh tahun aku memendam keinginan untuk kembali ke honolulu. rasanya ingin teriak, "whooooiiiii, aku balik ke hawaiiiiii. aaaaaahhhhh!!!" haha dan baru kesampaian teriak pas aku sudah masuk mobil kak yati yang menjemputku.

"look isma, that is china town. you remember?" tunjuk kak yati. aku tertawa. gimana aku bisa lupa, pasar langganan mahasiswa east west center yang kami kunjungi setiap weekend. baik untuk belanja sayur mayur, atau makan dimsum, atau makan pho yang legendaris. "wow, look isma, rainbow!" kali ini kak yati menunjuk ke arah perbukitan manoa. aku lihat garis berbagai warna melengkung di kaki bukit yang hijau. sepanjang perjalanan bibirku menyungging senyuman.

banyak teman yang bilang kalau kembali ke manoa belum tentu suasananya akan seperti tujuh tahun silam ketika kami semua masih berkumpul bersama. karena memori tak cuma tercipta oleh waktu dan tempat, tapi juga orang-orangnya. tapi ternyata, honolulu dan manoa memang tak berubah, bangunan, tempat, penampilan, suasana juga orang-orangnya. kalau saja bukan karena kebaikan dan kehangatan kak yati, anis, hanny, kak tika, kak rina, sita, bu barbara, pak jojo, jill dan marle, kim, duyen, katie, mika, pahole ... mungkin aku akan merasa seperti anak ayam kehilangan induknya. meratapi kenangan honolulu dan manoa sendirian.



hari pertama, senin, 11 february 2019, anis menemaniku hiking ke diamond head pagi buta untuk mendapatkan sunrise. satu hal yang belum pernah aku lakukan selama dua tahun di hawaii. haha terlalu ya. "masak mbak?" anis juga nggak percaya. "snorkeling?" tanya anis. aku menggeleng. "renang di kampus?" aku menggeleng lagi. "surfing?" aku tertawa, renang di pantai saja cuma tiga atau empat kali, mana bisa surfing. anis akhirnya "memaksa" untuk mengajakku snorkeling di hanauma bay pada hari rabu, sekalian kami berkeliling pulau oahu dengan mobil.

snorkeling. dulu, temanku saipul rapi pernah mengajak untuk snorkeling. tapi karena aku nggak bisa berenang, aku tak pernah berani untuk mencoba. aku takut pada air dan kedalaman. waktu kemarin mencoba, aku sempat bingung karena masih saja bernapas lewat hidung. jadi beberapa menit pertama aku latihan bernapas lewat mulut. setelah itu, latihan mengambang pakai pelampung. lalu anis menarik tanganku menuju ke tengah laut. aku tengkurap mengambang dengan pandangan menatap dasar pasir laut sambil berusaha rileks dan konsentrasi mengatur napas. satu menit, dua menit, tiga menit ... nggak sampai sepuluh menit aku gelagapan dan segera berdiri. "sudah ah, aku nggak bisa, nis." ha ha akhirnya aku menyerah. anis geleng-geleng kepala.


kembali ke manoa, aku menemui satu per satu orang yang sudah berjasa dalam pendidikanku. ada prof. barbara andaya yang aku temui hari senin, dan hari selasa, aku diminta untuk sharing penelitianku di kelasnya: ASAN 496, Religions in Island Southeast Asia. waktu ia berkirim email, "we are working on Islam now. It would be wonderful if you could come for just a brief time and talk about female ulama in indonesia and their works on behalf of women", aku berasa koma saking terkejutnya. ini serius? ibu sejarawan SEA ini berkenan menghibahkan waktu 30 menit dari jam mengajarnya, mulai 12.00-01.15 pm, buat aku berbicara. ia juga menunjukkan salah satu novelku "ja'a jutek" ke mahasiswanya dan mengalungkan lei bunga sebagai bentuk penghargaan. aku terpukau.

ketika aku berbicara di kelasnya, perasaanku tenang dan pede saja. toh aku presentasi di hadapan mentorku, yang siap membantu, memberikan penjelasan tambahan saat aku keteteran. seperti inilah seorang pembimbing seharusnya memberikan dampingan, meskipun sudah lulus, sudah bukan bimbingannya lagi, ia tetap menjadi pembimbing. aku jadi ingat ketika ikut women in asia conference, satu topik diskusi membahas tentang pentingnya mentor dalam perjalanan karir akademik seorang scholar. yes, i couldn't agree more. dan bersyukur, pembimbingku di program S3 ini, menunjukkan kebaikan seperti baiknya bu barbara.


tapi kata seorang teman, "you have skills to maintain good relationship." karena nggak cuma dengan bu barbara, aku juga masih berkomunikasi dengan jill takasaki, mentorku dari program east west center mentoring program. ya, buatku mudah saja. aku tetap berkirim kabar, bercerita tentang apa yang aku lakukan dan ia pun melakukan hal yang sama. buatku, selama mereka mau meresponse, mereka menerima baik emailku dan berkenan dengan hubungan ini.

hari kamis, jumat, dan sabtu aku mengikuti east west center conference, melakukan dua kali presentasi. semula aku pikir bisa sekali saja, tapi ternyata tidak boleh menarik abstract. ya sudah. ketika aku bilang ke bu barbara, ia berkenan untuk datang di panelku tentang perbandingan pendidikan untuk ulama perempuan di indonesia dan morocco. padahal itu hari sabtu, bukan hari kerja. ia bahkan tiba lebih dulu di ruangan sebelum aku datang. lagi-lagi, aku dibuatnya sangat bersyukur.


tersisa tiga hari di honolulu. aku menikmatinya dengan jalan-jalan ke china town, menikmati kebersamaan di acara international potluck meskipun telat, juga potluck oleh warga indonesia di honolulu. dan tak boleh terlupakan adalah menikmati kuliner yang bikin kangen. anis menemaniku menikmati udang geovani, poke alias ikan mentah ala hawaii, dan mie udon yang endesss. hanny mentraktirku makan pho di china town, kak tika membawaku ke shabu-shabu home sweet cafe, jill menawarkan makanan apa yang aku kangeni dari hawaii dan aku menjawab "red lobster", juga katie yang rela batuk-batuk karena makan es krim demi memenuhi keinginanku. ahh, nikmat mana lagi yang bisa aku dustakan?

sepuluh hari mungkin waktu yang singkat. tapi, dengan kehangatan dan kebaikan dari teman-teman dan senior di honolulu, sepuluh hariku menjadi begitu bermakna. ketika pesawat tinggal landas, aku tak lagi mewek seperti tujuh tahun silam. mungkin karena ada keyakinan bahwa suatu saat bisa lagi sampai ke honolulu lagi. atau, karena sudah kangen banget sama krucil di leiden. hehe entahlah. dan perjalanan balik jadi berasa lebih panjang. dari honolulu ke san fansisco selama 5 jam perjalanan. transit tiga jam, berlanjut san fransisco ke frankfrut selama 11 jam. transit satu jam dan perjalanan diteruskan ke amsterdam selama 1 jam. selama 16 jam itu aku harus berdamai dengan perasaan was-was dan kuatir, terutama pas turbulence. komat-kamit membaca shalawat meminta doa keselamatan. begitu tiba di amsterdam, rasanya baru saja mendapatkan keajaiban. mengucap syukur dan bahagia tiada tara.
Continue reading...

14 January, 2019

8 comments 1/14/2019 03:53:00 PM

Coba Pakai Menstrual Cup

Posted by isma - Filed under , , ,

pertama kali tahu tentang pembalut berbentuk cup ini lewat iklan di fb. lalu aku iseng-iseng cari tahu, benda apakah itu, gimana cara pakainya, dan lain sebagainya. setelah lihat youtube dan membaca review juga penjelasan tentang menstrual cup, kesan pertamaku, hmmm ... dengan ekspresi mikir berat haha. sepertinya aku belum berani deh, dan mundur.

tapi, perubahan tiba-tiba terjadi. pas aku pergi ke kruidvart, swalayan serbaneka barang, aku menemukan menstrual cup. aku timang-timang, beli nggak ya, beli nggak ya. dan keputusan akhirnya, aku pun mengambil satu dan aku bayar ke kasir. harganya 22 euro. aku pikir, nggak ada salahnya kan mencoba :)

sebenarnya yang membuatku tergerak untuk mencoba adalah karena aku merasa bersalah setiap kali mens harus pakai pembalut sekali pakai. aku sudah punya pembalut yang bisa dicuci sih, tapi ribet karena habis pakai harus nyuci dan ngeringin. padahal di leiden sini, susah sekali matahari. akhirnya ditaruh di pemanas, dan beberapa kali meninggalkan bekas coklat pada bagian dalam pad karena kelupaan :D sedangkan, menstrual cup ini nggak ribet nyucinya. karena terbuat dari silicon, jadi nggak meninggalkan bekas darah yang harus dikucek. tapi persoalannya adalah pada cara pakai. ini yang bikin aku agak was-was.

hari untuk memulai pemakaian cup ini akhirnya tiba juga. langkah pertama, aku ulangi lagi melihat video tutorial pemakaian cup di youtube. jadi, aku harus melipat dua ujung atas cup, lalu mendorong satu bagiannya ke dalam supaya bagian atasnya bisa berbentuk kerucut. lalu bagian tekukannya ditahan pakai tangan sebagai pegangan ketika memasukkan cup ke dalam lubang tempat keluarnya darah menstruasi.

langkah kedua, praktik. aku masuk ke toilet. rasanya kayak mau perang aja, tegang haha. tapi, pesan videonya, jangan tegang, relaks. terutama saat memasukkan cup. supaya otot-otot lentur jadi bisa mudah masuk. aku sengaja mulai pakainya malam hari sebelum tidur. biar nggak ngerasa lagi pakai cup. percobaan pertama, lipatan cupnya lepas. jadi kurang pas. lalu aku coba lagi, dan berhasil. cuma aku nggak berani mendorong agak ke dalam. takut hehe.


cup sudah berhasil aku pakai. rasanya, memang risih. karena ada sesuatu yang mengganjal. aku berjalan jadi kayak habis melahirkan. duduk pun juga begitu. pas berbaring mau tidur juga demikian haha. aku tegang. tapi, aku kembali teringat untuk mensugesti diriku supaya rileks. tenang. everything will be okay. hingga akhirnya aku tertidur.

pagi harinya, hal pertama yang aku lakukan adalah ke toilet. aku coba raba-raba ujung bawah cup. mana ya, mana ya. ahh ini dia. haha aku lega. ternyata cupnya masih ada. aku tarik ujung bawahnya yang kecil panjang keluar. berasa seperti kesedot. pada waktu mau mengeluarkan, aku sambil sedikit mengejan, begitu petunjuk tutorialnya, dan berhasil. aku buang isi cupnya ke dalam toilet, dicuci pakai sabun, dikeringkan, dan siap aku pakai lagi.

waktu itu aku masih takut untuk memakai cup di siang hari. karena harus naik sepeda ke kampus kan. kalau pakai cup, mengganjal nggak ya. tapi, ternyata tidak mengganggu. bahkan seharian pakai cup, jadi berasa kayak nggak sedang mens. kenapa? karena cairan darahnya ada di dalam cup. nggak kayak sebelumnya membanjir di dalam pembalut yang bersentuhan dengan kulit kita. buang air kecil juga jadi nyaman. mau berapa kali juga bisa, tanpa harus bolak-balik ganti pembalut seperti biasanya. cuma pesan tutorialnya, sebaiknya tak membiarkan cup di dalam lebih dari 12 jam dalam sekali pemakaian. dalam praktiknya, kalau pas lagi banyak darah keluar, mungkin sekitar tiga jam isi cup perlu dibuang.

aku pakai cup baru dua kali mens. dan makin sering dipakai, jadi makin terbiasa dan rileks. terus, enaknya pakai cup, meskipun darah banyak keluar dan aku gak sempat membuang isi cup karena tidur, darahnya nggak sampai mengotori baju atau sprei. mungkin karena darah tidak mengalir ke samping atau ke belakang seperti kalau pakai pembalut. enaknya lagi, aku bisa bye bye sama pembalut sekali pakai :)
Continue reading...

14 December, 2018

3 comments 12/14/2018 12:10:00 AM

membuat visa amerika di belanda

Posted by isma - Filed under ,

pagi buta aku sudah meninggalkan rumah menuju stasiun. hari masih belum mulai, subuh baru juga masuk. di luar udara sudah sedingin freezer. setiap membuang napas lewat mulut, uap dingin ikut menyembul keluar. pagi dingin di belanda memang nggak main-main. tapi aku tidak mau terlambat tiba di museumplein amsterdam untuk interview US visa di consulat. dari leiden aku naik kereta menuju amsterdam zuid, lalu nyambung naik tram no 5 menuju museumplein. pukul 07.30 aku sudah berdiri dalam antrian para pembuat visa.

untuk apply US visa di belanda, ternyata tidak susah. pertama, mengisi formulir online. karena tujuanku untuk conference, aku buka link formulir DS-160 berikut ini. isi formnya standar, malah menurutku lebih mudah dari formulir visa kunjungan ke australia. sebelum mengisi, aku sudah siap dengan file foto US visa untuk diupload dan informasi tentang data diri, alamat pengiriman passport, sponsor, tujuan trip, tanggal berangkat dan kembali, kontak person dan alamat tempat tinggal selama di US. tak perlu upload file apa-apa. setelah selesai, klik tombol submit. kalau misalnya mau stop di tengah pengisian, jangan lupa mencatat nomor aplikasi dan mengingat jawaban pertanyaan kunci sebagai password untuk membuka aplikasi dan meneruskan pengisian. selesai submit, akan muncul halaman konfirmasi yang harus diprint. print out halaman ini harus kita bawa saat interview.

urusan dengan DS-160 kelar, selanjutnya melakukan pembayaran visa dan membuat jadwal interview. caranya, buka link ini. aku pilih tombol apply, karena ini kali pertama aku menggunakan website itu dan sudah selesai dengan pengisian DS-160. aku diminta untuk membuat account, lalu memasukkan nomor passport dan DS-160. aku ikuti aja petunjuknya sampai setelah upload halaman konfirmasi, masuk ke halaman pembayaran. website ini hanya terima debit/credit card berlogo master atau transfer langsung melalui rekening belanda. beruntung aku punya kartu tranferwise berlogo master. jadi pembayaran pun berjalan sukses.

selesai membayar, barulah kemudian menentukan waktu interview. pada halaman website, tertulis bahwa waktu terdekat adalah tanggal 13 desember dengan pilihan waktu ada tiga slot. aku pilih slot waktu yang paling siang dari ketiganya, yaitu pukul 8.40 am. kalau di Indonesia, matahari sudah terbit jam segitu. tapi di belanda, musim winter seperti sekarang, suasananya masih seperti jam 5 pagi. tapi apa boleh buat, daripada nabrak hari libur natal. setelah aku klik waktu yang aku inginkan, proses pembuatan janji interview selesai. dan aku mendapatkan lembar konfirmasi dan informasi untuk aku print dan baca.

dalam lembar informasi itu, aku diingatkan untuk membawa dokumen berikut pas wawancara: passport asli, passport lama dengan stempel US visa jika ada, halaman konfirmasi DS-160, pas foto ukuran US visa 1 lembar, dan halaman konfirmasi appointment. selain dokumen wajib itu, ada dokumen tambahan seperti invitation letter dari panitia conference, surat sponsor, dan dokumen yang membuktikan bahwa aku hanya temporary visit ke US, misalnya dokumen LoA kampus dan buku nikah. sebenarnya aku juga sudah siapkan trip plan, kalau-kalau ditanya, flyer dan abstract paper, dan bukti pembayaran conference fee. rapi sudah semua aku siapkan.


sebelum berangkat, widya sempat mengingatkan untuk mengajak teman, biar ada yang pegang tas/ranselku waktu interview. karena di website consulat memang ada peringatan untuk tidak membawa tas. aku menyiasatinya dengan membawa tas ransel yang bisa dilipat untuk bawa map berisi dokumen dan dompet. namun, ternyata bagian security menyediakan loker untuk tempat applicant menitipkan tas. dan salah satu petugas screeningnya, menyenangkan. ia dengan ramah menyambutku dengan ucapan, "selamat pagi." aku menjawabnya sambil tersenyum, "selamat pagi."

memasuki ruangan interview, ingatanku terlempar kembali pada pengalamanku mengajukan US visa tahun 2010 di surabaya, dan tahun 2011 di jakarta. ruangan yang tak terlalu luas, dengan beberapa loket untuk konfirmasi berkas, finger print, dan interview. seorang perempuan baya menerima kedatanganku dengan meminta passport, print out halaman konfirmasi, dan pas foto. lalu, ia memintaku untuk mendapatkan sticker di meja sebelahnya yang dilayani oleh seorang perempuan yang lebih muda. "silakan berdiri di situ ya," katanya sambil menunjuk ke deretan applicants yang sudah datang lebih dulu. tak perlu waktu lama untuk menunggu giliran pemeriksaan berkas, mendapatkan nomor antrian untuk finger print di loket tiga, dan interview di loket dua. aku menunggu sambil menahan dingin juga khawatir. tapi, sambil mendengarkan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan interviewer, dan memang tak jauh-jauh dari tujuan kepergian mereka ke US.

sampai tiba giliranku untuk interview. ia seorang perempuan muda, berambut ikal pirang. ia tak bertanya apa tujuanku ke US, tapi memulai pertanyaan dengan status kemahasiswaanku di leiden. "jadi study anda tentang religion?" ia bertanya. aku menjawab dengan menambahkan religion and culture. sudah tahun ke berapa? dan sudah berapa tahun tinggal di belanda in total? sampai di sini aku merasa aman-aman saja. hingga ia kemudian bertanya, anda mau presentasi tentang apa? berapa lama presentasinya? lalu pengetahuan apa yang mau anda bagi ke audience dari presentasi anda? aku jadi berasa sedang latihan sebelum besok benar-benar presentasi haha. tapi, mbaknya keren. she is a brilliant interviewer. dia punya segudang pertanyaan sesuai dengan tujuan keberangkatan tiap-tiap applicant ke US, mengikuti flow jawaban applicants dan melanjutkannya dengan pertanyaan lainnya.

selama kurang lebih lima menit interview, aku hanya menjawab, tanpa ada permintaan untuk menunjukkan surat sponsor atau dokumen lain. ia menerima jawaban lisanku, dan percaya. "have you been to US before?" ia bertanya menjelang akhir wawancara. aku jawab, "yes, i did my masters at the university of hawaii at manoa." mbaknya menimpali dengan wajah sumringah, "oh so you are going back then?" aku tertawa. "hawaii is beuatiful," lanjutnya. "have you been there?" tanyaku. ia mengangguk sambil tersenyum senang. ia lalu menutup interview dengan menjelaskan bahwa passportku dengan US visa akan dikirim dalam beberapa hari ke depan. well done!
Continue reading...

09 December, 2018

2 comments 12/09/2018 07:55:00 PM

Abis Lulus, Mau Ngapain?

Posted by isma - Filed under , ,

siang itu saya dan teman-teman mahasiswa phd indonesia ngobrol-ngobrol santai di cafe alias kantin kampus. jangan bayangkan kalau kantinnya itu seperti kantin kampus-kampus di indonesia ya. menunya lengkap, dari krupuk sampai sate. atau dari air putih sampai es campur. tapi kantin di sini, standar saja. ada teh, kopi, dan roti. sudah :) tapi, untuk tempat ngobrol, sudah lumayan. paling tidak untuk menghangatkan badan di tengah cuaca yang semakin dingin. sambil ngobrol soal perjalanan cerita, abis dapat phd, mau ngapain?

"untuk dapat tenure itu nggak gampang," salah seorang dari kami kembali menegaskan kalimat yang sudah diucapkannya pagi tadi. ia lalu bercerita tentang satu nama yang setelah berjuang akhirnya mendapatkan tempat di satu universitas swasta di jakarta. ada juga nama lain yang sudah luas dikenal karya dan tulisannya, tapi ternyata belum juga mendapatkan pekerjaan tetap di kampus temenku itu belajar. terus terang, aku kaget. kalau cerita sarjana indonesia kesulitan cari kerja, aku sudah sering dengar. tapi kalau sarjana bule, apalagi ia sudah punya banyak karya dan brand di bidangnya? hmmm, aku jadi sadar. aku memang terlalu naif.

di antara kami berempat, dua orang sudah tenure sebagai dosen pns, satu orang lagi sudah punya pengalaman menjadi dosen, dan aku sendirian yang berada di luar lingkaran akademik, perempuan seorangan, dan berusia di atas 40 tahun. jadi sepertinya cuma aku yang akan kesulitan menjawab pertanyaan judul itu. pertanyaan yang sedang kami obrolkan siang itu. program S3-ku akan selesai january 2020, tapi pertanyaan yang aku buat sebagai judul itu sudah aku dengar bahkan sejak tahun pertama aku di leiden. emang sih pertanyaannya nggak langsung seperti itu. melainkan pertanyaan semacam, ngajar di mana? atau dikirim sama kampus mana? tapi, jawabannya akan berujung pada hal yang sama.

studi S3 sepertinya bukan pekerjaan main-main. akhirnya aku menafsirkan demikian. setiap orang beranggapan, dan mungkin berharap bahwa lulusan S3 harus sudah punya pekerjaan yang pasti, dan pekerjaan itu adalah menjadi dosen, berkarir di bidang akademik. setiap kali aku tanya pembimbingku tentang kesempatan publikasi, mereka juga selalu merujuk pada satu istilah yang sama, scholar, bahwa nantinya aku diharapkan akan menjadi scholar, ilmuwan. tapi kalau ngomong-ngomong soal menjadi ilmuwan, hmmm, aku pikir aku masih punya harapan dan peluang meskipun aku tidak berstatus sebagai dosen. caranya gimana? banyak meneliti dan menulis haha.

eh emang bisa meneliti dan menulis? kamu kan nggak punya lembaga?

iya bisa, karena itulah yang aku lakukan setelah lulus S2. dari 2013--2015 aku bekerja serabutan dari LSM satu ke LSM lain sebagai peneliti, penulis, dan trainer. hasilnya lebih banyak berupa modul, dan hanya satu yang berupa success story book. honor yang aku dapat dari kerja serabutan itu, sebagian aku pakai untuk membiayai individual riset dan sangu untuk presentasi. sayangnya, dari lima penelitian itu, baru satu yang selesai ditulis dan sukses dipublikasi oleh special issue Asian Studies Review. seandainya aku bisa lebih tekun dan pinter (hehe), aku bisa menyelesaikan keempat tulisan dan dikirim ke jurnal. selain itu, aku selama ini mengabaikan skill menulis narasi, entah cerpen entah novel. satu hal yang menurutku penting untuk diasah kembali.

usiaku memang sudah tidak muda lagi, paling nggak kalau mau daftar jadi PNS sudah nggak bisa (kasihan). tapi, aku banyak belajar dari pengalaman hidup juga orang-orang di sekitar. asalkan aku mau obah dan nggremet, aku percaya akan ada peluang untuk bekerja dan berkarya. so mau ngapain abis lulus? aku mau balik ke yogya. mau ngurusi rumah yang sekian lama tak terawat, bersama ayah dan anak-anak. aku mau balik ikutan kumpulan ibu dasawisma dan pengajian ibu-ibu di mushala (yang mana aku belum pernah ikut karena biasanya bentrok sama kegiatan di luar), kegiatan fatayat, gerakan peace education dan creative writing, melakukan penelitian individu dan presentasi juga menulis novel supaya bisa jadi scholar yang novelist, sambil cari peluang untuk menerbitkan disertasi dan postdoc.

akhir kata, amiiiin. semoga terkabul.

Continue reading...

03 November, 2018

2 comments 11/03/2018 05:32:00 AM

Menjelajah Paris, Swiss, Venice

Posted by isma - Filed under , , ,

sudah berapa tahun tinggal di belanda? sudah lihat menara eifel belum? atau lihat gunung alphen? atau naik gondola? kalau aku mendapat pertanyaan-pertanyaan itu, sekarang sudah bisa jawab, tentu sudah dong, sambil kedip-kedip mata senang.

bulan oktober 2018, kami berlima ditambah ade jaya sekeluarga menjelajah kota paris di perancis, kota bern, interlaken, dan basel di swiss, dilanjut ke venice, italy. melakukan perjalanan selama enam hari, berangkat hari sabtu, 20 oktober, dan kembali ke leiden hari jumat, 26 oktober. kami berangkat dari amsterdam menggunakan bis euroline menuju paris. menginap semalam, esok malamnya lanjut ke bern dengan flix bus. menginap semalam di bern, esok harinya naik kereta ke interlaken, lalu menginap di basel. dari kota ini kami naik pesawat menuju venice dan esok malamnya kembali ke amsterdam dengan pesawat.

capek? sudah tentu. apalagi bawa pasukan krucil-krucil. terutama di stasiun metro paris dan jembatan kanal di venice yang banyak tangga naik turun. untung bawaan kami sesuai dengan kapasitas tenaga pembawanya. ayah pegang koper dan ransel, aku bawa stroller dan ransel, sementara kakak bawa ransel dokumen sambil bantu angkat stroller pas naik turun tangga. soal bawaan dan kapasitas orang yang bawa ini penting diperhatikan, biar tidak keteteran.



meskipun ini trip kedua, setelah trip ke budapest dan vienna, tetap saja ada banyak kejutan-kejutan dan penyesuaian-penyesuaian. misalnya, pertama, soal bawaan. membawa koper ternyata lebih enak daripada tas jinjing, dan koper kecilku ternyata ukurannya aman untuk dibawa ke kabin. cuma karena banyak space, bawa bajunya kelebihan. sehingga sampai rumah, ada baju-baju kakak yang belum sempat dipakai. besok lagi, sebenarnya satu stel itu bisa kok dipakai untuk dua hari :P

kedua, stroller yang kami bawa perlu dilaporkan ke counter check in untuk mendapatkan label. pelajaran ini aku dapatkan ketika travelling ke budapest dan vienna. cuma bedanya, waktu check in residence permit ternyata tidak cukup sebagai kartu identitas yang aku tunjukkan. tapi harus dengan passport. untunglah dibawa kedua-duanya.

ketiga, ketika booking penginapan, aku tidak sempat memastikan jam check in juga fasilitas. alhasil, jadi terkejut ketika tahu kalau hotel di paris baru membuka check in pukul 16.00 sore, demikian juga penginapan di bern. untuk fasilitas dapur, hanya penginapan di venice yang tidak menyediakan, padahal aku sudah kadung beli telur dan ayam :D untungnya ada mini rice cooker yang dibawa dari leiden, jadi bisa dimasak ala-ala slow cooking.



keempat, untuk itinerary di swiss, aku merekomendasikan supaya cari penginapan di area yang memang ingin dieksplorasi. untuk eksplorasi pegunungan dan danau, kita bisa cari penginapan di interlaken atau grindwald. harga penginapan di swiss tidak semuanya mahal. malah pengalaman kami, lebih mahalan harga penginapan di paris. penginapan selevel hostel juga ada di interlaken. misalnya naik bis, bisa turun di bern. dari bern lanjut naik kereta ke interlaken ost. dari sini kita bisa eksplorasi pegunungan dengan hiking pakai kereta, sampai ke puncak paling tinggi.

selain itu, penginapan di swiss, biasanya memberikan voucher entah untuk tiket gratis trasportasi atau diskon. waktu itu karena kami menginap di bern, jadi voucher transport gratisnya cuma berlaku di wilayah bern. padahal kalau voucher yang kita dapat bisa dipakai di area interlaken, lumayan sekali. karena harga furnicular, lumayan mahal. tiket dewasa untuk naik furnicular atau kereta miring ke harder kulm harganya 30 euro :D

kemarin kami kurang tepat dalam memilih tempat menginap. sehingga waktu eksplorasi di interlaken juga sangat terbatas. kami cuma sempat naik ke harder kulm, melihat puncak alphen dari kejauhan. padahal kalau kami bisa tiba di interlaken lebih awal, kami bisa naik ke schynige platte pakai kereta dan berkeliling melihat panorama puncak alphen dari dekat. soalnya tiket kereta dari bern ke interlaken ost lumayan mahal. satu tiket dewasa harganya 60 euro. tapi, harga itu terbayar dengan melihat pemandangan sepanjang perjalanan yang indah luar biasa. buatku, eropanya swiss itu berbeda, dan sekali kunjungan rasanya tidak cukup.



kelima, menurutku bertanya ke orang itu lebih cepat dan efisien daripada mengandalkan google map haha. ini pengalaman waktu di venice. apalagi areanya memang membingungkan. jalannya berupa lorong-lorong dan jembatan kanal yang mirip-mirip. nama jalannya juga tidak tertulis dengan jelas. waktu itu kami mau keluar dari lorong-lorong itu untuk ke terminal bis menuju bandara. waktunya mepet. dengan bertanya kepada orang berpenampakan local, kami akhirnya bisa sampai di bandara ngepas waktu.

di paris kami berkunjung ke tempat-tempat tujuan turis yang berupa monument dan gedung-gedung. bantuan guide dari temenku, mas yudi, sangat memudahkan sehingga kami bisa berkeliling ke banyak tempat tanpa tersesat. di bern kami sempat naik ke gurten, melihat kota bern dari puncak gunung. kami naik furnicular. selebihnya, eksplorasi kota dan bangunan. sementara di basel, hanya sempat berfoto di kota tua, lalu segera ke bandara. di venice, mata kami dimanjakan oleh kecantikan kota tua yang dikelilingi air biru. venice memang antik dan menawan.
Continue reading...

08 August, 2018

0 comments 8/08/2018 12:48:00 AM

Jalan-Jalan ke Budapest dan Vienna

Posted by isma - Filed under ,
vienna

aku sering mendengar nama budapest dan vienna disebut-sebut. tentu saja oleh teman-teman yang sudah pernah berkunjung ke sana. meski sudah hampir tiga tahun tercatat sebagai pemegang permit belanda, aku tahu tentang kedua kota itu sebatas nama saja. budapest adalah ibukota hongaria, sementara vienna atau wina adalah ibukota austria. aku belum pernah main-main ke kedua kota itu.

sampai pada liburan summer 2018, teman sesama PhD, mas fauzi dan keluarga, mengajak aku sekeluarga untuk berkunjung ke budapest di hongaria dan vienna di austria. letak hongaria dan Austria saling berbatasan. jadi sangat memungkinkan untuk melakukan trip dengan tujuan dua kota itu dalam dua hari saja.

kami membeli tiket untuk keluarga masing-masing, sementara untuk penginapan aku terima bookingan dari mas fauzi. kami berangkat dari bandara eindhoven belanda dengan pesawat menuju vienna, tanggal 3 agustus 2018, pukul 11.00, dan kembali ke belanda tanggal 6 agustus 2018, pukul 10.00. sementara untuk rute vienna ke budapest, memakai kereta dan baliknya memakai bis.

budapest

budapest

selama aku tinggal di belanda bersama keluarga, ini adalah perjalanan ke luar belanda bersama untuk yang pertama kalinya. so far so good. kakak rewelnya cuma ngeluh capek. kak atha yang cukup merepotkan. ia suka khawatir tersesat dan berkali-kali memastikan akan ke mana, naik apa, dan turun di mana. kalau dik ara, dramanya pas naik pesawat, tidak mau pakai sabuk pengaman dan berujung dengan nangis bombay.

kami bawa satu tas jinjing dan tiga ransel. mestinya bawa koper saja, supaya bisa didorong jadi mengurangi beban bawaan. soalnya aku takut kalau ukuran koper kabinku di luar standard. jadi biar aman pakai tas jinjing saja. tas ini dan satu ransel berisi pakaian, satu ransel lagi berisi makanan dan beras, dan satu ransel kecil untuk dokumen.

vienna

vienna

karena kami berniat memasak untuk, paling tidak, makan pagi, mas fauzi memastikan kalau penginapan yang dibooking ada dapurnya. lumayan mengurangi biaya jajan karena sebelum berangkat perut sudah diisi dulu. meskipun tetap saja sih, anak-anak cepat lapar karena banyak jalan keliling kota.

ya, kegiatan kami berkeliling kota. menelusuri tempat-tempat dan bangunan yang biasa dikunjungi untuk foto-foto. kalau melihat karakter bangunan di budapest dan vienna menurutku hampir sama. model arsitektur gotik. tapi selain karakter bangunan, tetap ada bedanya. misalnya, stasiun metro di budapest dibangun di bawah tanah, bahkan ada bagian yang membelah sungai. kami harus naik turun tangga yang lumayan curam kemiringannya, sambil angkat-angkat strollernya ara. sedangkan di vienna, kita lebih sering pakai tram.

dan, tentu saja mata uang. di budapest memakai mata uang forint, sementara vienna menggunakan euro. kursnya 1 euro sama dengan 350 forint. jadi meskipun aku pegang 1000 forint, nilainya hanya 3 euroan. sementara harga bahan-bahan relative sama dengan di belanda. akibatnya sering kaget. perasaan pegang ribuan, tapi langsung habis cuma buat beli pampers sama sabun haha.

budapest

budapest

budapest

dua hari menikmati dua kota menurutku cukup, malah kalau kalau kelamaan bisa jadi bosan dan melelahkan buat anak-anak ya. jadi untuk itinerarynya: eindhoven-vienna, ke kota vienna sejenak melihat rumah mozart dan gereja, lalu ke stasiun menuju budapest pakai kereta. sempat terjadi drama karena kami tidak pesan seat, jadi sempat disuruh pindah kursi. di budapest check in di apartment istirahat. hari sabtu kami keliling kota dan menginap malam kedua. minggu pagi kami berangkat pakai bis menuju vienna. setelah check in, sore hari kami keliling kota hingga malam. esok harinya, senin kami kembali ke belanda.
Continue reading...

17 May, 2018

1 comments 5/17/2018 08:55:00 PM

Jebakan "Sales" Batman

Posted by isma - Filed under , ,
saya sedang di kantor. mengumpulkan mood untuk menulis, yang tak juga kunjung terkumpul. tiba-tiba ayah menelpon dari rumah. "ini ada orang dari perusahaan gas dan listrik," katanya. saya langsung terhenyak, ada apakah gerangan?

orang yang dimaksud menerima limpahan telpon. ia mulai bicara dengan bahasa belanda. "english?" tanyanya. "yes, english please." lalu dia berganti menggunakan bahasa inggris yang terbata-bata. ia bilang dari perusahaan gas dan listrik dan akan memberikan diskon. "saya sudah pakai Nuon untuk gas dan listrik. apakah bapak dari Nuon?" tanya saya. "ya saya dari Nuon." saya jadi mikir, ini maksudnya apa? saya dapat diskon pembayaran dari Nuon? tapi bukannya biasanya segala pembayaran lewat online. komunikasi juga lewat email atau telpon. tidak pernah ada pengalaman selama pakai Nuon, mereka mengirim seseorang untuk berkomunikasi. sampai di sini saya masih bingung. "okay nanti saya akan kembali, jam 8, bagaimana?" tawarnya. dan saya akhirnya cuma mengiyakan saja.

saya jadi penasaran. saya buka website Nuon, dan menghubungi customer service. setelah menunggu beberapa menit, saya bisa juga berbicara dengan salah satu petugas Nuon. "bisa dibantu alamat dan tanggal lahirnya bu?" tanyanya. setelah saya sebutkan dan dia melakukan pengecekan, ia menjelaskan, "dalam data ibu tidak ada rekaman kalau kami mengirimkan petugas ke rumah ibu. pembayaran juga sudah lunas, dan itu pun didebet langsung dari rekening ibu. besar kemungkinan dia itu sales dari perusahan lain yang mau menawarkan kontrak gas dan listrik."

huff, saya menarik napas panjang. ealah, sales. tapi kenapa dia bilangnya dari Nuon? ini benar-benar menjebak. saya yang sedang mendapatkan hari pertama mens berasa ingin makan chicken way sebanyak-banyaknya, setulang-tulangnya! huh!

saya masih bertahan di kantor, sampai kemudian dapat pesan dari ayah. "ada janji sama tamu tadi, jangan lupa. nanti menyakiti perasaan kalau sampai menunggu." duuh, ini yang tersakiti perasaannya sebenarnya saya ataukah si sales itu ya, saya jadi bingung. sudahlah, lupakan soal perasaan. akhirnya saya sampai rumah sebelum jam 8 dalam keadaan lemas bukan main. berasa ngefly. sepertinya gara-gara minum kopi dua gelas pas kursus bahasa inggris pagi hari haha.

tepat pukul 8, bel rumah berbunyi. "itu bu, orangnya," kata atha yang tergopoh-gopoh masuk kamar, memberitahuku. sambil manyun aku menemui sales penjebak itu, berganti yang semula cowok sekarang cewek. ia bicara dalam bahasa belanda, dan saya bilang, english please. lagi-lagi, sales ini juga tidak bisa bicara dalam bahasa inggris dengan lancar. katanya, "kolega saya datang membuat janji." "iya, betul. tapi saya sudah punya kontrak untuk penggunaan gas dan listrik dengan Nuon. jadi saya tidak perlu kontrak dari perusahaan yang lain," jawab saya tegas. "tapi Nuon mahal," balasnya. "it's okay," potong saya. "so you have money?" haha ini pertanyaan yang bikin aku ketawa dalam hati. dan dengan tegas saya jawab, "yes." cewek sales itu sontak membalikkan badan dengan ekspresi kesal. ia sempat menggerutu, tapi saya tak paham apa maksudnya.

huh, selamat. tapi ini hari kemarin. hari ini, kembali saya dapat telpon dari ayah. kali ini, suara perempuan terdengar dari seberang telpon. tiba-tiba dia bilang, "your heating is old. i will give you 100 euros cashback." saya langsung bingung. "kamu dari perusahaan mana?" tanya saya. dia menyebut nama yang tak cukup jelas saya dengar. "tapi saya sudah punya kontrak heating dengan housing saya," lanjut saya. "ya saya dari housing, dikirim dari perusahaan heating. saya datang untuk memberikan cash back 100 euros," lanjutnya. "tapi biasanya kalau ada cashback, selalu autotransfer ke rekening saya," bantah saya. "saya cuma disuruh ke sini sesuai alamat yang ada di komputer."

sampai di sini saya terdiam. galau saya, ini betulan dari perusahaan heatingnya housing atau tidak. "pakai cash 100 euro juga bisa," rayunya lagi. "lewat suami saya?" suara di seberang mengiyakan. ia kemudian terdengar meminta ID sama ayah, dan langsung saya teriak, "jangan kasih ID yah." sementara suara sales perempuan terdengar gusar, "without ID it is nothing." saya diam. bingung bagaimana menolak sales ini. tapi di sisi lain, saya juga mikir, ada kemungkinan dia bukan sales dan memang dari perusahaan heating yang akan mengembalikan sisa pembayaran heating yang saya bayar lewat housing. tapi, mana yang benar? "sudah pakai identitas saya aja," akhirnya saya bersuara lagi.

ia bertanya inisial huruf nama pertama saya, kemudian family name, alamat rumah, email sampai kemudian bank account. "no. i will not give you my bank account," saya berkata tegas. "kamu bisa kasih cash kan? kenapa perlu rekening?" lagi pula kalau dia dari perusahaan heatingnya housing, bukannya dia seharusnya sudah punya semua data saya. "saya tidak punya cash, saya mau transfer uangnya lewat rekening," balasnya. "lho katanya tadi bisa cash juga? pokoknya saya tidak mau kasih rekening saya," saya tetep kekeuh. "gini saja ma'am, datang saja besok waktu saya di rumah, supaya lebih jelas ..." belum selesai saya bicara, tiba-tiba muncul suara ayah dari seberang telpon, "orangnya sudah keluar, pergi."

huuuh huh huh, saya menarik napas panjang. lega tapi juga sebel. ini sebenarnya lagi di belanda atau di moyudan ya. kenapa ada sales berkeliaran begini masuk ke rumah? rasanya pingin mencak-mencak. cara mereka menjebak benar-benar ampuh. mengakunya dari perusahaan yang memang saya sudah tanda tangan kontrak, dan merayu dengan diskon juga cashback. mana komunikasinya lewat telpon lagi. menyebalkan. wasting time and energy. abis itu saya langsung wanti-wanti sama ayah, kalau mulai sekarang, jangan bukakan pintu pada orang asing. bilang, kalau kita sudah punya semua kontrak untuk penyediaan fasilitas yang ada di rumah. jadi maaf, kami tidak mau ganti. titik.

Continue reading...

16 May, 2018

0 comments 5/16/2018 11:34:00 PM

Anak-Anak dan Sekolah Belanda

Posted by isma - Filed under , , , ,

waktu datang pertama kali ke belanda tahun 2016, kak abiq dan kak atha bersekolah di sekolah belanda. namanya de singel basic school, atau setingkat SD. tidak seperti beberapa sekolah belanda yang lain, de singel mau menerima murid baru yang belum bisa bahasa belanda. ia menyediakan kelas matrikulasi untuk pengembangan bahasa selama hampir satu semester. tapi hanya kak abiq yang ikut kelas ini, sementara tidak untuk kak atha karena untuk seusianya pembelajaran bahasa bisa diintegrasikan di kelas reguler.

mendaftar sekolah belanda harus dilakukan jauh-jauh hari. karena setiap kelas punya kuota. jika sudah penuh, harus mencari sekolah lain atau mengantri. beruntung waktu itu masih ada tempat tersisa di de singel baik untuk kak abiq maupun kak atha. kak abiq yang waktu itu kelas 6 SD masuk di group 7, turun satu tingkat yang seharusnya kelas terakhir di basic school adalah group 8. itu pun hanya ketika mata pelajaran bahasa inggris dan olahraga saja. selain keduanya, kak abiq gabung di kelas matrikulasi bahasa belanda. sementara dik atha yang baru kelas 1 SD masuk di group 3 reguler.


untuk mendaftar, saya menghubungi kepala sekolah lewat email, menyatakan maksud untuk mendaftar sekolah dan memastikan apakah ada tempat atau tidak. selang beberapa hari, saya mendapatkan balasan tentang tersedianya space untuk kak abiq dan dik atha, juga schedule untuk pertemuan pertama dengan kepala sekolah. pada pertemuan ini, saya diajak berkeliling sekolah. dijelaskan tentang kurikulum juga fasilitas, juga kapan kak abiq dan kak atha mulai masuk sekolah.

sekolah belanda nyaris gratis, tidak ada spp. hanya iuran untuk kegiatan sekolah saja, ini pun tidak banyak. ruang kelasnya luas, warna-warni, dan banyak mainan. anak-anak berangkat pukul 8.30 am, naik sepeda diantar sama ayah, lalu dijemput pukul 3.00 pm. dari rumah mereka bawa bekal makan siang, biasanya roti isi daging dan keju juga botol minum. mereka hampir tidak pernah dapat PR. hal yang sangat-sangat menyenangkan buat anak-anak hehe.


selain basic school, ada juga day care dan play group. untuk ara, saya mendaftar ke organisasi yang mengelola semacam pendidikan usia dini, mulai usia 2 sampai 4 tahun, peuterspeelzaal organization (SPLopvang). mendaftarnya secara online, saya memilih sendiri salah satu SPL yang tersedia, juga harinya. kemudian bagian administrasi akan berkoordinasi tentang ketersediaan tempat dan waktu dengan SPL tersebut. mereka juga akan bertanya tentang income kita untuk menentukan berapa besaran SPP yang harus kita bayar.

ara sudah mendapatkan tempat dan jadwal di SPL dekat kampus saya. dua kali dalam satu minggu, tiga jam tiap satu pertemuan. saya membayar 20 euros tiap bulan. berdasarkan kontrak yang pertama, ara bisa mulai sekolah tanggal 15 mei. namun, ternyata bagian administrasi kurang teliti dengan usia ara yang baru akan masuk dua tahun bulan July mendatang. meskipun tinggal dua bulanan lagi, ara tetap belum genap dua tahun dan belum bisa ikut SPL. akhirnya bagian administrasi melakukan perubahan. ara baru akan ikut SPL awal September 2018, dan akan dibuatkan kontrak yang baru.


kemarin saya sudah sempat datang ke SPL dan bertemu dengan dua gurunya. berjarak kurang lebih lima menit dari leiden university library. di SPL itu ada 16 anak-anak, dan usia mereka di atas dua tahun. ara tampak masih takut-takut untuk turun dari gendongan. apalagi waktu gurunya meraih tangan ara mengajaknya melihat-lihat ruangan, ara memanggil-manggil ibu ibu aja. duh jadi nggak tega. belum tahu nanti bulan september, semoga ara sudah berani untuk bermain-main di PAUD belanda :)
Continue reading...

19 April, 2018

0 comments 4/19/2018 08:53:00 PM

SD dan SMP di Belanda

Posted by isma - Filed under , , , ,
satu hal yang penting dipikirkan dan dipastikan ketika tinggal di belanda adalah soal sekolah. karena peraturannya, setiap anak-anak yang tinggal di belanda harus bersekolah. pemerintah kota di mana kita tinggal akan memantau baik dengan bertanya langsung ketika kita register, atau setelah register mereka akan mengirimkan surat berupa form yang harus kita isi tentang di mana anak-anak kita bersekolah.


saat ini kak abiq dan dik atha bersekolah di SIDH (Sekolah Indonesia Den Haag). ini sekolah indonesia yang dikelola oleh KBRI berlokasi di den haag, wassenaar. setiap pagi anak-anak dari Leiden yang bersekolah di SIDH bersama-sama berangkat naik kereta turun di stasiun den haag, dilanjutkan dengan naik bis menuju sekolah. berangkat dari rumah pukul 7.30 pagi, dan tiba kembali di rumah biasanya pukul 04.30 sore.

kenapa kakak-kakak ara bersekolah di SIDH, tidak di sekolah belanda saja? hehe aku pernah ditanya begitu sama salah satu pembimbingku pas aku cerita tentang sekolah anak-anak. alasan utamanya sih supaya lebih mudah menyesuaikan sistem sekolahnya ketika nanti anak-anak kembali lagi ke indonesia. terutama untuk kak abiq yang akan kelas tiga SMP dan harus ikut ujian akhir, seperti pengalamannya waktu SD tahun lalu. selain itu, masuk ke sekolah belanda akan ribet juga buat kak abiq karena secara usia tidak bisa lagi masuk basic school. sementara untuk masuk ke sekolah lanjutan di belanda, kak abiq belum punya skill dasar sesuai dengan sistem yang berlaku di belanda. sementara untuk kak atha, daripada sekolah terpisah-pisah, lebih baik jadi satu saja sama kakaknya.



kurikulum di SIDH memang sama dengan sekolah di indonesia, juga hari-hari liburnya. tetapi ada beberapa perbedaan, salah satunya, ada di muatan lokal. anak-anak belajar bahasa belanda. untuk SMP, selain belanda, kak abiq juga belajar bahasa jerman, perancis, spanyol, dan arab. bahasa pengantar kelas lebih sering pakai bahasa inggris. juga untuk percakapan di luar kelas. metode ini tampaknya cukup mempengaruhi kemampuan bahasa inggris kak abiq dan atha. misalnya, atha suka tanya ke aku makna kosa-kata baru yang ia dengar entah dari gurunya atau dari teman-temannya. untuk dialog-dialog sederhana, ia juga mulai mengucapkannya dalam bahasa inggris. contohnya, i know, i don't like it, where is my sock, where is my bag.

selain itu, karena jumlah anak-anaknya tidak banyak, kelas mereka jadi seperti kelas privat. di kelas kak abiq cuma ada 5 orang murid, dan kak abiq cewek sendirian. sementara untuk SD, dibagi ke dalam dua kelas, yaitu kelas besar dimulai dari kelas 4, 5, dan 6, dan kelas kecil dari kelas 1, 2, dan 3. jadi atha yang duduk di bangku kelas 2 dijadikan satu kelas dengan anak-anak kelas 1 dan dua. itu pun jumlah mereka kurang lebih sepuluhan anak. tidak banyak. setiap hari senin, anak-anak berserajam jas hitam, hem putih, dan bawahan hitam dan mengikuti upacara. selain hari senin, mereka tidak berseragam. di SIDH juga ada pramuka, ekstrakulikuler seperti silat, menari, dan melukis. kak abiq ikut ekstra silat, sementara atha ikut ekstra melukis. kadang belajar-mengajar dilakukan di luar kelas, mengeksplorasi lingkungan untuk materi pembelajaran.




bagaimana proses daftarnya? mudah sekali. penjelasan tahapan pendaftarannya bisa dibaca di sini tapi sebelumnya aku menghubungi bagian administrasi hanya memberitahukan kalau aku sudah melakukan pendaftaran online. setelah itu, bagian administrasi memberikan response melalui email dengan penjelasan tentang dokumen-dokumen yang dibutuhkan, jumlah SPP dan biaya daftar ulang yang harus dibayar, juga seragam sekolah. SPP untuk SD 40e/bulan, untuk SMP 50e/bulan. proses pendaftaran kurang lebih lima hari, kemudian kak abiq dan kak atha sudah bisa masuk kelas.

sudah deh. yang rajin-rajin sekolah ya kakaks ...

sumber foto dari FB SIDH
Continue reading...

14 September, 2017

2 comments 9/14/2017 11:45:00 AM

Dokumen Bayi Lahir di Belanda

Posted by isma - Filed under ,

pengalaman melahirkan di belanda buatku sangat luar biasa. apalagi melahirkan tanpa didampingi suami dan keluarga. sudah tentu banyak pikiran dan harus multitasking. tidak hanya mikirin bagaimana mengeluarkan bayinya, tetapi juga apa yang harus dilakukan usai melahirkan.

jauh-jauh hari sejak pertama kali tiba di leiden, saya sudah konsultasi dengan mbak fifi, senior yang juga punya pengalaman melahirkan di belanda. saya catat baik-baik semua penjelasannya berikut ini:

pertama, bawalah dokumen seperti passport, residence permit, dan akta nikah ketika kita akan berangkat ke RS untuk melahirkan. dokumen ini akan diminta oleh RS untuk mereka membuat surat keterangan lahir.

kedua, selain dokumen, sebelum hari perkiraan lahir tiba, kita juga harus siapkan nama bayi. laki-laki dan perempuan. buat jaga-jaga kalau ternyata bayi yang lahir tidak sesuai dengan perkiraan USG :) karena berbeda dengan di indonesia, pihak RS atau bidan akan menuliskan nama si bayi pada surat keterangan lahir yang akan diberikan kepada orang tua bayi.

ketiga, lakukan regristrasi ke pemerintah kota setempat paling lambat tiga hari setelah persalinan. kalau lebih dari tiga hari bisa kena denda katanya :) dengan membuat janji dulu, lalu datang pada hari dan jam yang dijanjikan dengan membawa surat keterangan lahir dari RS, fotokopi passport kedua orang tua, surat nikah, BSN, dan kartu identitas pelapor. pelapor bisa suami atau orang yang hadir dalam persalinan. waktu itu aku minta tolong temenku, desty, untuk melakukan regristrasi ke gementee. setelah pendaftaran ini nanti bayi kita akan mendapatkan akta lahir belanda dan nomor BSN.

keempat, buatkan passport ke kedutaan indonesia di den haag. semakin cepat semakin baik. supaya bayi kita segera dapat kartu identitas. persyaratan dan formulir bisa didownload di web KBRI. untuk foto, bisa ke studio foto. waktu mendaftar, bayi harus dibawa karena nanti di KBRI akan difoto lagi untuk foto passport. proses membuat passport kurang lebih seminggu. lalu bisa diambil di KBRI.


kelima, setelah mendapatkan passport, mulai mengurus visa (atau residence permit). waktu itu saya dibantu oleh kampus. jadi saya tinggal menyiapkan dokumen yang dibutuhkan, seperti mengisi formulir, foto, passport, BSN, akta kelahiran. proses ini lumayan lama. kemudian kita akan mendapat pemberitahuan jika permitnya sudah jadi. untuk mengambilnya di IND (kantor imigrasi belanda) kita harus membawa serta bayinya juga. dengan memegang residence permit ini artinya bayi kita sudah legal tinggal di belanda, dan boleh melakukan perjalanan keluar belanda.

keenam, jangan lupa untuk mendaftarkan asuransi untuk bayi kita. kalau asuransi belanda, bukan international insurance, biasanya asuransi untuk anak gratis karena masuk dalam tanggungan asuransi orang tua. jadi cukup telpon ke asuransi dan bilang mau memasukkan anak-anak ke dalam daftar tanggungan. jika data bayi kita sudah tercatat di IND, dan bisa diakses oleh asuransi maka selang satu minggu kartu asuransi akan dikirim ke rumah.

ketujuh, melegalisir akta lahir belanda ke kementerian luar negeri belanda. lokasinya di dekat centraal station den haag. pelayanannya sepertinya cuma sampai jam 12.00 siang setiap harinya. yang jelas selalu membawa seluruh dokumen penting seperti passport orang tua, akta lahir, BSN, residence permit, dan surat nikah. akta belanda yang dilegalisir akan dipergunakan untuk mengurus surat keterangan lahir dari KBRI.

kedelapan, mengurus surat keterangan lahir dari KBRI. tidak perlu janjian. jangan lupa untuk isi formulir permohonan yang bisa didapat di loket pendaftaran. siapkan juga seluruh dokumen orang tua dan bayi, dan fotokopiannya. suratnya tidak bisa langsung jadi. biasanya menunggu sekitar satu sampai lima hari. kecuali kalau pas datang pejabat yang menandatangani sedang ada di tempat. surat keterangan lahir dari KBRI ini menjadi dokumen ketika kita melaporkan kelahiran bayi kita ke dinas kependudukan dan catatan sipil (disdukcapil) di Indonesia.

disdukcapil sleman

nah setelah ini, proses selanjutnya adalah melapor ke disdukcapil di kota kita tinggal di Indonesia. tujuannya supaya anak kita tercatat dalam data kependudukan Indonesia, dan supaya anak kita mendapatkan NIK di kartu keluarga. apalagi sekarang ada pembuatan kartu identitas anak (KIA) juga. tapi saya belum mengurus pembuatan KIA untuk kakak, kak dik, dan dik ara.

proses pelaporan ini seingat saya langsung datang ke disdukcapil, ke loket pembuatan akta. bilang kalau anak kita lahir di luar negeri. kita akan mendapatkan blanko khusus untuk kelahiran luar negeri. blangko yang sudah diisi diserahkan bersama surat dari KBRI, akta lahir dari negara tempat lahir, juga surat keterangan lahir dari RS-nya kalau ada. kemudian disdukcapil akan menerbitkan surat keterangan sudah melapor, jadi bukan akta kelahiran seperti yang dimiliki anak-anak yang lahir di dalam negeri.

saya sebelumnya beranggapan kalau surat keterangan lahir dari KBRI merupakan pengantar untuk pembuatan akta lahir versi indonesia di disdukcapil. tapi, ternyata tidak. akta bayi yang lahir di LN hanya berupa surat keterangan lahir dari KBRI yang dilampiri keterangan dari disdukcapil. demikian penjelasan dari ibu kepala disdukcapil sleman sambil menunjukkan aturan perundang-undangannya. jadi sebenarnya yang berkewajiban menerbitkan akta untuk anak yang lahir di LN itu adalah KBRI. cuma di KBRI belum ada disdukcapil sehingga yang diterbitkan adalah surat keterangan lahir dan masih harus dilaporkan ke disdukcapil di kota kita tiggal di Indonesia. meskipun ada beberapa teman yang kemudian bisa mendapatkan akta lahir format indonesia seperti pada umumnya, ini katanya tergantung kepala disdukcapilnya.

tapi, tanpa akta lahir versi Indonesia, surat keterangan lahir dari KBRI dan lampiran surat keterangan dari disdukcapil sudah merupakan dokumen sah akta kelahiran, tentu saja selain akta lahir yang diperoleh dari negara tempat lahir. nah dua dokumen surat keterangan lahir itu nanti yang juga kita pakai untuk membuat Kartu Keluarga baru, supaya data bayi kita dimasukkan ke dalam KK dan mendapatkan NIK.

hufff, sudah. begitu aturan dan tahapannya hehe. good luck ya!
Continue reading...

23 February, 2017

0 comments 2/23/2017 02:05:00 AM

Terbang Bersama Ara

Posted by isma - Filed under , ,
diantar temen-temen ke bandara schipol

ketika ayah, kak shinfa dan dik atha balik lagi ke indonesia pada awal desember 2016 yang lalu, aku pun kembali menikmati hari-hari di leiden hanya berdua dengan ara. sehari setelah mereka terbang, rasanya nglangut. sepi. biasanya rumah ramai oleh celoteh kak atha juga kak shinfa, guyonan juga pertengkaran, tiba-tiba berubah jadi lengang. karena tidak ada orang lain di rumah yang bisa njagain ara, setiap kali aku harus ke kampus, aku titipkan ara ke tetangga rumah, teman-teman dari indonesia. untunglah hanya satu setengah bulan, yaitu sepanjang akhir desember hingga januari, kami tinggal di leiden, sebelum akhirnya menyusul ayah dan kakak-kakak balik ke indonesia. aku dan ara menempuh perjalanan udara selama kurang lebih sebelas jam dari amsterdam ke jakarta, dan perjalanan ini tentu penuh tantangan. tidak seperti yang aku bayangkan :)

ara masih berusia 7 bulanan. kami mendapat tempat duduk di bagian paling depan kelas ekonomi, menghadap sekat pembatas dengan kelas bisnis. waktu itu kebetulan bersama kami ada juga mas cahyo yang mau mudik, mahasiswa phd dari jogja. jadi lumayan bisa menjadi asisten hehe. mas cahyo bantu memegang ara, misalnya ketika ibunya mau makan dan ke toilet. pas masih di bandara schipol mas cahyo juga ikut bantu membawakan tas bawaan dan jaket yang sebelumya aku pikir akan bisa mengangkut semuanya sendiri. ternyata tidak bisa.

setelah pesawat tinggal landas, pramugari memasang basinet pada sekat pembatas di hadapan kami. box bayi yang bisa dipakai untuk menidurkan ara. untuk box ini, kita tidak perlu meminta karena sudah otomatis ketika kita check in bersama infant, pihak garuda sudah mengatur tempat duduk kita dan layanan basinet untuk infant. tapi, sayangnya ara tidak bisa ditidurkan di basinet. sepanjang penerbangan ara lebih banya terjaga, jika tidak di pangkuan, ya dalam gendongan. atau kalau ia bisa tidur, aku takut kalau ditidurkan di basinet ia akan terbangun. alhasil, tidur pun ara tetap aku pangku.

seperti orang dewasa, agaknya ara juga merasa tidak nyaman selama dalam perjalanan. entah pusing atau berisik dengan suara pesawat. ara jadi agak rewel. meskipun sudah aku gendong sambil mengayun-ayun, menepuk-nepuk juga menyusui, ara tetap kelihatan gelisah. kalau dihitung-hitung, aku berdiri sambil menggendong ara hampir selama separo penerbangan. hufff! sampai aku terkantuk-kantuk dan harus pegangan sandaran kursi untuk menjaga keseimbangan. tapi syukurlah, setelah usaha keras itu, ara pun terlelap. masih sambil memangku ara, aku pun bisa memejamkan mata dengan nyaman.

untuk infant, pihak garuda menyediakan makanan instant berupa dua botol kecil pure wortel dan apel, juga biskuit, dan diberikan sebanyak dua kali. ara mau juga makan pure, meskipun terus terang itu pertama kali ia makan makanan instant begitu hehe. ara juga dapat tas cangklong berbahan plastik yang isinya antara lain diapers dan tissue, juga kantong untung menyimpan diapers yang kotor. waktu itu aku sempat ngganti diapers ara, dibantu oleh mas cahyo.

ara sama pak dhe cahyo hehe

ara yang nggemesin :*

tiba di bandara soekarno hatta, aku berganti kostum, begitu juga dengan ara. pada bulan january suhu di belanda senang dingin-dinginnya. saya memakai dua lapis baju ditambah jaket hangat. begitu keluar pesawat, rasanya gerah bukan main hehe. bangunan bandara juga banyak berubah setelah renovasi dan penambahan gedung baru. biasanya cukup pindah ke lantai 1 dari gate kedatangan, sekarang harus berjalan lumayan jauh juga. untungnya mas cahyo masih bisa jadi asisten bagian bawa-bawa. cuma karena mas cahyo ambil penerbangan satu jam lebih lambat dari jam penerbanganku, jadinya aku kerepotan juga membawa tas dan jaket hangat sambil menggendong ara.

di dalam pesawat jakarta menuju jogja, ara kembali rewel. ia menangis sepanjang penerbangan. aku susui nggak mau. mungkin maunya digendong sambil ditepuk-tepuk. tapi, tidak memungkinkan untuk penerbangan domestik, selain karena beberapa kali ada goncangan dan penumpang harus duduk dengan sabuk pengaman. akhirnya aku biarkan saja ara menangis sampai kelelahan dan tertidur. tapi tidur ara tidak lama. apalagi waktu itu pesawat berputar-putar cukup lama, kira-kira hampir setengah jaman, tak juga mendarat. bukan karena cuaca, tapi landasan yang sibuk. duh rasanya kemrungsung, mana ara mulai rewel lagi. dua orang mas-mas dan seorang mbak-mbak coba ngledo ara supaya nggak nangis. tapi, begitu ledoan mereka berhenti, ara rewel lagi. duuuh, rasanya itu capek lahir batin hehe.

begitu pesawat mendarat dan kemi keluar pesawat, ara tampak lega. ia nggak ngak-ngik seperti sebelumnya. akhirnya, sampai juga, begitu mungkin pikir ara hehe. aku juga lega, bersyukur, berhasil menempuh perjalanan bersama ara dengan aman dan selamat sampai jogja.
Continue reading...